INILAH CARA MENDIDIK ANAK KETIKA SALAH

INILAH CARA MENDIDIK ANAK KETIKA SALAH Dalam mendidik anak, ketika mereka melakukan kesalahan besar, Nabi Muhammad ﷺ memberikan contoh metode yang kerap dilalaikan oleh banyak orang tua dan pendidik, yaitu dengan memberikan bentuk pengucilan sementara sebagai sarana edukasi. Bukan berarti mengusir atau memutus kasih sayang, melainkan memboikot sebagian fasilitas atau kebiasaan menyenangkan yang biasa ia nikmati, agar anak menyadari kesalahannya dan mau melakukan introspeksi diri. Misalnya, mencabut akses kendaraan, atau tidak mengikutsertakannya dalam kegiatan keluarga saat akhir pekan. Metode ini sangat efektif diterapkan kepada anak yang telah baligh, karena pada usia tersebut mereka sudah mampu berpikir dan menimbang akibat dari perbuatannya. Rasulullah ﷺ pernah menerapkan metode ini ketika mendiamkan Ka‘ab bin Malik dan dua sahabat lainnya selama 50 hari karena tidak ikut dalam Perang Tabuk, hingga akhirnya mereka bertaubat dan tobat mereka diterima oleh Allah ﷻ. Allah ﷻ berfirman: “Terhadap tiga orang yang ditinggalkan (dan ditangguhkan penerimaan taubatnya) hingga ketika bumi terasa sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas, dan jiwa mereka pun (terasa) sempit bagi mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksaan) Allah melainkan kepada-Nya saja, kemudian (setelah itu semua) Allah menerima tobat mereka agar mereka tetap dalam tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS At-Taubah [9]: 118). Maka, jangan biarkan kasih sayang membuat kita kurang tegas dalam mendidik. Terkadang, bentuk cinta sejati justru hadir dalam ketegasan yang membangun. Semoga Allah ﷻ membimbing kita menjadi orang tua yang bijak—lembut, tetapi tetap tegas—dalam mengarahkan anak-anak menuju kebaikan. Wallāhu Ta‘ālā a‘lam bishawāb.