Film Primbon sinopsis singkat:
Suatu hari, seorang anak gadis bernama Rana pergi melakukan pendakian gunung bersama temannya, Janu. Sayangnya, mereka pergi saat cuaca sedang kurang baik. Akibat cuaca buruk, keduanya pun tersesat dan berpisah satu sama lain di tengah hujan yang lebat.
Janu berhasil menemukan jalan pulang dan kembali ke rumahnya dengan selamat. Tetapi, tidak dengan Rana. Gadis muda itu menghilang dan tidak bisa ditemukan. Akhirnya, keluarga Rana pun mengadakan operasi pencarian besar-besaran untuk menemukan anaknya.
Pencarian pun dihentikan setelah seminggu berlangsung tanpa hasil. Keluarga Rana pun menganggap bahwa anak gadis mereka tidak mungkin selamat di gunung tersebut dan telah meninggal dunia. Mereka pun mengadakan tahlilan untuk melepas kepergian Rana.
Di sisi lain, ibu Rana tidak dapat menerima kenyataan tentang kepergian anaknya. Dia yakin bahwa Rana pasti akan kembali ke rumah. Hal tersebut pun menjadi kenyataan. Di tengah hujan deras, tepat setelah tahlilan dilakukan, Rana pulang ke rumahnya dengan selamat tanpa kurang apapun.
Ibu, ayah, serta adik Rana pun menyambut kepulangan Rana dengan suka cita. Namun, hal tersebut tidak berlaku untuk keluarga besarnya. Mereka yang mengandalkan dan berpegang pada perhitungan baik buruk sebagaimana diatur dalam primbon, percaya bahwa Rana yang kembali ke rumah bukanlah manusia. Karena menurut primbon, kembalinya seseorang yang dianggap sudah meninggal adalah hal yang janggal
Film Primbon sinopsis singkat:
Suatu hari, seorang anak gadis bernama Rana pergi melakukan pendakian gunung bersama temannya, Janu. Sayangnya, mereka pergi saat cuaca sedang kurang baik. Akibat cuaca buruk, keduanya pun tersesat dan berpisah satu sama lain di tengah hujan yang lebat.
Janu berhasil menemukan jalan pulang dan kembali ke rumahnya dengan selamat. Tetapi, tidak dengan Rana. Gadis muda itu menghilang dan tidak bisa ditemukan. Akhirnya, keluarga Rana pun mengadakan operasi pencarian besar-besaran untuk menemukan anaknya.
Pencarian pun dihentikan setelah seminggu berlangsung tanpa hasil. Keluarga Rana pun menganggap bahwa anak gadis mereka tidak mungkin selamat di gunung tersebut dan telah meninggal dunia. Mereka pun mengadakan tahlilan untuk melepas kepergian Rana.
Di sisi lain, ibu Rana tidak dapat menerima kenyataan tentang kepergian anaknya. Dia yakin bahwa Rana pasti akan kembali ke rumah. Hal tersebut pun menjadi kenyataan. Di tengah hujan deras, tepat setelah tahlilan dilakukan, Rana pulang ke rumahnya dengan selamat tanpa kurang apapun.
Ibu, ayah, serta adik Rana pun menyambut kepulangan Rana dengan suka cita. Namun, hal tersebut tidak berlaku untuk keluarga besarnya. Mereka yang mengandalkan dan berpegang pada perhitungan baik buruk sebagaimana diatur dalam primbon, percaya bahwa Rana yang kembali ke rumah bukanlah manusia. Karena menurut primbon, kembalinya seseorang yang dianggap sudah meninggal adalah hal yang janggal