perjanjian 10 tahun pun tiba.
Wanglin telah pergi ke Gunung Vermilion untuk memenuhi janji pertarungan antara dia dan Hongdi. Benua Vermilion dikuasai oleh tiga sekte, yaitu Sekte Langit Surgawi, Sekte Jiwa Bumi, dan Sekte Jalan Abadi. Hongdi berada di bawah naungan Sekte Langit Surgawi.
Saat Wanglin tiba di Gunung Vermilion, ia tidak langsung bertarung. Ia diantarkan ke sebuah kediaman dan menunggu selama setengah bulan di sana. Selama waktu itu, Wanglin hanya berfokus pada pelatihan dirinya.
Pada hari ke-10, Ketua Sekte Jalan Abadi datang menemui Wanglin. Meskipun ia datang, ia hanya duduk bertatap muka dengan Wanglin tanpa ada pembicaraan. Hanya ada dua kata yang terdengar ketika orang itu hendak pergi, yaitu "Kalah Mati".
Beberapa hari kemudian, hari pertempuran telah tiba. Semua orang berkumpul pada sebuah tempat untuk melihat langsung pertarungan dua jenius, Wanglin dan Hongdi. Pertarungan ini dipimpin oleh seorang penah tua yang bernama Bongsun Poah.
Pertarungan Wanglin dan Hongdi tidak terjadi di sebuah arena, melainkan di sebuah dunia kecil. Begitu memasuki dunia kecil tersebut, pertarungan segera berlangsung. Yang pertama kali menyerang adalah Hongdi dengan raksasa es yang muncul di belakangnya.
Wanglin menggunakan bendera pembatas dan pedang Abadi miliknya untuk menahan serangan Hongdi. Pertarungan pembuka sudah sangat sengit dan kedua belah pihak tidak ada yang terluka.
Wanglin kemudian memunculkan lengan Hongdi yang terpotong untuk mengacapkan hati Hongdi. Hongdi marah dan menggunakan seluruh kelopak bunga untuk menciptakan enam bayangan dirinya.
Wanglin mengambil bendera pembatas dan memunculkan petir pembalasan surgawi. Serangan petir pembalasan surgawi sangat kuat, tetapi Hongdi menyatukan enam bayangan menjadi satu dan secara langsung menahan petir pembalasan surgawi.
Setelah bayangan Hongdi hancur, ada raksasa es yang memegang senjata berbentuk cambuk. Cambuk ini dinamai dengan Sou Laster, senjata yang secara khusus menyerang jiwa.