Desir angin menyapa surai kuning keemasan, wajah putih pucat, tubuh tinggi tegap berdiri menatap lurus hampara bumi ciptaan Ilahi. Jubah putih dan selendang hijau berkibar tertiup angin, iris safir jernih mempesona setiap insan yang memandangnya.
Tidak tertarik akan keindahan dunia sekalipun dipaksa mengambil jabatan sebagai Pangeran Mahkota sebuah kerajaan besar, memiliki kemampun untuk menaklukkan dunia tanpa seorang pun ada yang berani untuk meragukan ketika mendengar nama Zein Zulkarnain, bibir tipis merah alami selalu menjadi dambaan kaum hawa untuk mengecup manisnya.
##
"Arsy … Arsy …" Seorang gadis bersurai hitam panjang tertidur di tepi sungai di atas tumpukan baju kotor yang akan dicucinya. Surai hitamnya tergerai menjuntai masuk ke dalam aliran sungai jernih. Di depannya seorang gadis berkuncir pyontail menatap heran sahabatnya tersebut, bisa-bisanya tertidur ketika diperintahkan oleh majikannya untuk mencuci pakaian.
"Arsy! Sungguh keterlaluan, bisa-bisanya dia malah tidur di saat seperti ini. Aku harus segera membangunkannya, atau kalau tidak, dayang-dayang Selir kejam itu akan datang lalu membuat masalah." Dia geram sendiri, tangannya terulur menyentuh bahu gadis yang bernama Arsy.
"Arsy … Arsy … bangun! Kamu jangan tidur terus!" Berteriak di tepat di telinga ketika membangunkan orang yang tidurnya seperti kerbau adalah hal yang paling wajib untuk dilakukan.
"Ezra! Apa kamu tidak bisa membangunkan orang dengan cara yang lebih lembut?!" Arsy terkejut dan bahkan hampir terkena serangan jantung dadakan akibat teriakan sahabatnya yang berteriak bagai guntur membela bumi tepat di telinganya hingga membuat telinga itu berdenging.
Gadis bersurai hitam panjang tersebut bahkan lansgung duduk dan seketika rasa kantuknya menjadi hilang, matanya melotot tajam seakan bola matanya hampir keluar.