Ada alasan yang kuat mengapa Call of Duty mencapai popularitasnya seperti saat ini. Persaingannya melawan franchise Battlefield dan Medal of Honor dari EA di masa lalu seolah mencapai kesimpulan manis ketika seri Modern Warfare dari Infinity Ward dilepas ke pasaran. Seri perang modern tersebut tidak hanya disambut dengan kesuksesan dari sisi kritik dan penjualan saja, tetapi juga popularitas dan status legendaris yang sempat membuat banyak game FPS berusaha mengekor hal yang sama. Sayangnya, perlahan tapi pasti, terlepas dari sistem rotasi tiga developer yang berusaha ia dorong, Call of Duty mulai kehilangan magis-nya, terutama dari mode campaign yang ia usung.
Walaupun konsep multiplayer-nya yang tak banyak berevolusi dari satu seri ke seri selanjutnya tetap diterima baik oleh pasar spesifik, yang juga dibantu didorong oleh Warzone, gamer-gamer yang mencintai mode single-player Call of Duty memang harus menerima kekecewaan demi kekecewaan. Bahkan proses Modern Warfare Reboot dari Infinity Ward sekalipun justru berujung “mencoreng” betapa epik dan gilanya sang trilogi cerita original yang punya skala konflik lebih luas. Tidak mengherankan jika banyak gamer pencinta mode campaign Call of Duty datang dengan penuh perasaan skeptis menyambut Call of Duty: Black Ops 6. Sebuah seri yang justru datang dengan kejutan tersendiri.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call of Duty: Black Ops 6 ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai seri yang keren?
Dilarang memposting ulang tanpa izin dari Kreator.
Ada alasan yang kuat mengapa Call of Duty mencapai popularitasnya seperti saat ini. Persaingannya melawan franchise Battlefield dan Medal of Honor dari EA di masa lalu seolah mencapai kesimpulan manis ketika seri Modern Warfare dari Infinity Ward dilepas ke pasaran. Seri perang modern tersebut tidak hanya disambut dengan kesuksesan dari sisi kritik dan penjualan saja, tetapi juga popularitas dan status legendaris yang sempat membuat banyak game FPS berusaha mengekor hal yang sama. Sayangnya, perlahan tapi pasti, terlepas dari sistem rotasi tiga developer yang berusaha ia dorong, Call of Duty mulai kehilangan magis-nya, terutama dari mode campaign yang ia usung.
Walaupun konsep multiplayer-nya yang tak banyak berevolusi dari satu seri ke seri selanjutnya tetap diterima baik oleh pasar spesifik, yang juga dibantu didorong oleh Warzone, gamer-gamer yang mencintai mode single-player Call of Duty memang harus menerima kekecewaan demi kekecewaan. Bahkan proses Modern Warfare Reboot dari Infinity Ward sekalipun justru berujung “mencoreng” betapa epik dan gilanya sang trilogi cerita original yang punya skala konflik lebih luas. Tidak mengherankan jika banyak gamer pencinta mode campaign Call of Duty datang dengan penuh perasaan skeptis menyambut Call of Duty: Black Ops 6. Sebuah seri yang justru datang dengan kejutan tersendiri.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call of Duty: Black Ops 6 ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai seri yang keren?