Judul Puisi :"Bara di Malam Kelam: Kisah Depresi dan Overthinking"

Judul Puisi : "Bara di Malam Kelam: Kisah Depresi dan Overthinking" Di bawah malam kelam, kami berkumpul bersama, Membakar arang, berharap menghangatkan hati yang gundah, Kayu terbakar, mencipta bara, Menyediakan tempat, meski jiwa terasa hampa. Ayam, sosis, udang sungai, dan bakso kami siapkan, Memotong-motong, setiap potongan seolah beban masa depan, Tangan gemetar, pikiran melayang jauh, Overthinking mengintai, harapan perlahan surut. Cerita keseharian, tawa palsu di tengah malam, Di sela-sela obrolan, bayang-bayang depresi menyergap, Ayam mulai terbakar, asap membumbung tinggi, Seperti mimpi-mimpi yang lenyap, tertelan api. Sosis berdesis, udang berkilau di bawah nyala, Namun di dalam hati, gelap tak berkesudahan, Setiap detik, setiap gigitan, Menyisakan pahit, masa depan yang samar. Ayam matang, aroma semerbak, Namun, kenangan pahit menempel erat, Kami lanjut membakar, seolah melawan hampa, Tapi bayangan esok, menghantui tanpa ampun. Bahan selesai, kami mulai menyantap, Namun rasa cemas, tak pergi, Malam ini, di antara gelak tawa dan daging yang renyah, Depresi dan overthinking, tetap menjadi tamu yang tak diundang.