Di tengah hujan deras yang membasahi kota, Denji berdiri di tepi jalan, tatapan kosongnya tertuju pada peti mati kecil yang terletak di hadapannya. Di dalam peti mati itu terbaring Pochita, teman setia Denji yang telah menemaninya dalam petualangan-petualangan yang sulit dan menyenangkan. Denji meraih peti mati itu dengan gemetar, menekan bibirnya untuk menahan air mata yang ingin tumpah. "Maafkan aku, Pochita. Aku tidak bisa melindungimu," bisik Denji dengan suara parau, diiringi oleh gemuruh petir di langit. Dia menangis dalam diam, merasakan kehilangan yang begitu dalam di dalam hatinya. Namun, dia juga tahu bahwa perpisahan ini adalah harga yang harus dia bayar untuk melanjutkan hidupnya, untuk melindungi orang-orang yang dicintainya. Dengan berat hati, Denji menutup peti mati itu, mengucapkan kata perpisahan terakhirnya kepada Pochita, sambil berjanji untuk terus melangkah maju dengan kekuatan yang telah diberikan oleh temannya itu. Dalam diam yang hening, Denji