KITA HARUS PUNYA KEAHLIAN
Di zaman sekarang, keterampilan bukan lagi sekadar pelengkap, tapi kebutuhan. Karena hidup bukan hanya soal bertahan, tapi juga soal memberi manfaat. Jangan biarkan diri kita hanya menunggu rezeki datang, tanpa punya daya untuk menjemputnya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
لِيُنْفِقْ ذُوْ سَعَةٍ مِّنْ سَعَتِهٖۗ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهٗ فَلْيُنْفِقْ مِمَّآ اٰتٰىهُ اللّٰهُ ۗ لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا مَآ اٰتٰىهَاۗ سَيَجْعَلُ اللّٰهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُّسْرًا ࣖ
“Hendaklah orang yang lapang (rezekinya) memberi nafkah menurut kemampuannya, dan orang yang disempitkan rezekinya, hendaklah memberi nafkah dari apa (harta) yang dianugerahkan Allah kepadanya. Allah tidak membebani kepada seseorang melainkan (sesuai) dengan apa yang dianugerahkan Allah kepadanya. Allah kelak akan menganugerahkan kelapangan setelah kesempitan.” (QS Aṭ-Ṭalāq [65]: 7).
Ayat ini menegaskan bahwa:
✔️ Setiap orang tetap punya tanggung jawab berikhtiar, baik dalam kelapangan maupun kesempitan.
✔️ Allah hanya menuntut kita berusaha sesuai dengan apa yang kita miliki.
✔️ Dan setelah kesulitan, Allah pasti akan beri kemudahan.
Maka dari itu, punya keahlian adalah bagian dari ikhtiar. Agar kita bisa terus bertahan, berkembang, bahkan memberi. Karena rezeki tidak datang dari diam, tapi dari usaha, keterampilan, dan keberanian mengambil peran.
Kita tidak harus serba bisa, tapi kita harus punya sesuatu yang bisa kita andalkan. Mulailah belajar, asah keterampilanmu, dan jangan pelit berbagi. Karena Allah tidak menilai seberapa besar hasilmu, tapi seberapa sungguh-sungguh usahamu.
Allahu Ta'ala a'lam bishawab.
KITA HARUS PUNYA KEAHLIAN
Di zaman sekarang, keterampilan bukan lagi sekadar pelengkap, tapi kebutuhan. Karena hidup bukan hanya soal bertahan, tapi juga soal memberi manfaat. Jangan biarkan diri kita hanya menunggu rezeki datang, tanpa punya daya untuk menjemputnya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
لِيُنْفِقْ ذُوْ سَعَةٍ مِّنْ سَعَتِهٖۗ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهٗ فَلْيُنْفِقْ مِمَّآ اٰتٰىهُ اللّٰهُ ۗ لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا مَآ اٰتٰىهَاۗ سَيَجْعَلُ اللّٰهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُّسْرًا ࣖ
“Hendaklah orang yang lapang (rezekinya) memberi nafkah menurut kemampuannya, dan orang yang disempitkan rezekinya, hendaklah memberi nafkah dari apa (harta) yang dianugerahkan Allah kepadanya. Allah tidak membebani kepada seseorang melainkan (sesuai) dengan apa yang dianugerahkan Allah kepadanya. Allah kelak akan menganugerahkan kelapangan setelah kesempitan.” (QS Aṭ-Ṭalāq [65]: 7).
Ayat ini menegaskan bahwa:
✔️ Setiap orang tetap punya tanggung jawab berikhtiar, baik dalam kelapangan maupun kesempitan.
✔️ Allah hanya menuntut kita berusaha sesuai dengan apa yang kita miliki.
✔️ Dan setelah kesulitan, Allah pasti akan beri kemudahan.
Maka dari itu, punya keahlian adalah bagian dari ikhtiar. Agar kita bisa terus bertahan, berkembang, bahkan memberi. Karena rezeki tidak datang dari diam, tapi dari usaha, keterampilan, dan keberanian mengambil peran.
Kita tidak harus serba bisa, tapi kita harus punya sesuatu yang bisa kita andalkan. Mulailah belajar, asah keterampilanmu, dan jangan pelit berbagi. Karena Allah tidak menilai seberapa besar hasilmu, tapi seberapa sungguh-sungguh usahamu.
Allahu Ta'ala a'lam bishawab.