FENOMENA MUDIK DALAM PANDANGAN SYARI'AT

"FENOMENA MUDIK DALAM PANDANGAN SYARI'AT" Mudik atau kembali ke kampung halaman menjelang hari raya merupakan tradisi yang telah lama dilakukan di berbagai masyarakat. Dalam Islam, mudik dapat menjadi momen untuk mempererat silaturahmi, berbakti kepada orang tua, dan menyebarkan kebaikan. Dari Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ juga bersabda, مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ ، وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ “Siapa yang suka dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia menyambung silaturahmi.” (HR Bukhari: 5985 dan Muslim: 2557) Mudik yang dilakukan dengan niat baik, seperti menyambung tali silaturahmi, berbakti kepada orang tua, dan berbagi kebahagiaan dengan keluarga, adalah bagian dari ajaran Islam. Namun, dalam pelaksanaannya, hendaknya tetap memperhatikan adab, seperti menaati peraturan pemerintah, berdoa ketika safar, serta tetap menjaga ibadah shalat lima waktu ataupun rukhsah dalam beribadah. Semoga perjalanan mudik menjadi amal kebaikan dan mendatangkan keberkahan bagi kita semua. Allahumma amin Allahu Ta'ala a'lam bishawab.