Setelah berhasil mengalahkan raja iblis, tim pahlawan yang meraih kemenangan itu kembali ke rumah sebelum bubar. Saat waktu untuk mengucapkan perpisahan mendekat, keempatnya—yaitu Frieren si penyihir, Himmel sang pahlawan, Heiter sang pendeta, dan Eisen sang prajurit—bercengkerama mengenang perjalanan mereka selama satu dekade lamanya. Bagi kaum elf, waktu berjalan dengan ritme yang berbeda, dan Frieren menyaksikan teman-temannya memudar satu per satu.
Heiter berhasil memaksa seorang manusia muda bernama Fern untuk magang kepada Frieren sebelum ia meninggal. Pasangan ini memulai perjalanan yang tampaknya tidak berarah, mengunjungi tempat-tempat yang pernah dikunjungi oleh pahlawan-pahlawan masa lalu, dipicu oleh gairah elf untuk mengumpulkan berbagai jenis mantra magis. Frieren secara perlahan menghadapi kesedihannya karena melewatkan peluang-peluang untuk mengembangkan persahabatan yang lebih dalam dengan teman-teman sekarang yang telah tiada saat mereka bepergian.
Saat mereka menjelajah bersama, mereka menemukan bahwa dunia ini tetap penuh dengan keajaiban yang menunggu untuk diungkap, dan persahabatan yang tumbuh antara Frieren dan Fern semakin erat. Meskipun waktu terus berjalan, dan mereka menyadari bahwa takdir akan memisahkan mereka suatu hari nanti, mereka memutuskan untuk menjalani setiap momen bersama dengan penuh semangat dan menghargai setiap pengalaman yang mereka temui.